Sabtu, 24 November 2012

Bila's Sadness

Aku berjalan di tengah butiran debu dan tetesan embun di pagi hari. Mengingat sejenak apa yang telah terjadi hari ini, memilah satu demi persatu pernyataan-pernyataan yang telah keluar menjadi ucapan yang menyakitkan hati. Andai saja, aku tidak mengatakan hal yang sebenarnya, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Tapi aku tidak bisa, tidak bisa terus menerus menutupi semua ini. Aku amat sangat merasa bersalah. Dan kamu tau kan? Aku paling tidak bisa menyembunyikan apapun darimu. Aku mengatakannya, aku tau semuanya sudah terlambat. Tapi aku hanya ingin mencari waktu yang tepat untuk semua ini. Aku tidak pernah mau kamu pergi, ngejauh dari aku karena aku gak bisa dengan semua itu. Andai saja aku tidak melakukan kesalahan terbodoh itu, mungkin aku dan dia saat ini baik-baik saja. Andai saja aku jujur dari awal padanya, mungkin aku dan dia akan sangat harmonis saat ini. Semua kebodohan yang telah aku lakukan hanya memperkeruh suasana ini saja. Belum lagi jarak yang memang dari awal telah menyulitkan keadaan kita. Maafin aku.
»»  READMORE...

Kamis, 22 November 2012

Otanjoobi Omedetoo, Ai

Jarak itu, lagi-lagi semua mempermasalahkannya. Tapi aku tidak peduli, bahkan sangat tidak memusingkan hal itu. Aku sangat menikmati detik-detik kerinduan yang selalu menyelimuti tatkala waktu dan jarak selalu menemani bahkan berteman akrab dengan kita. Bukankah kamu juga begitu sayang?
Bahkan disaat mereka sibuk hang out dengan pasangan mereka masing-masing, aku pun tidak peduli.
drrt..drrttt..
ponselku berbunyi, Ai..
"Jangan tidur dulu ya beb, temenin aku ngerjain tugas", padahal aku uda tidur, tapi karna aku kangen sama kamu. Aku bela-belain nemenin kamu.
"Iya hun, aku temenin kok"
Tidak tahu entah bagaimana, telpon itu terputus, aku kembali terlelap. Midnight, ponselku bergetar lagi, darinya. Alam bawah sadarku masih menguasai, namun aku tau telah menjawab panggilan telpon itu.
"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthdaaaaay, happy birthday ma dear.."
Oh God! This is 00.00 a.m, i almost forget!
Tanpa terasa alam sadarku kembali tersentuh, buliran itu tak mampu ku bendung. Entah mengapa, mungkin ini air mata bahagia. Aku sangat bahagia.
"Beb, tiup dulu dong lilinnya. Udah aku nyalain tuh lilinnya, jangan lupa make a wish dulu ya beb", sambungnya lagi.
Air mataku kembali mengucur jelas, jarak itu kembali mengingatkanku betapa tebalnya kabut rindu yang menyelimuti hatiku.
"Makasi ya hun" ucapku singkat, aku tidak akan pernah mau ia tahu bahwa aku kembali teringat akan ruang dan waktu yang memisahkanku dengannya, aku hanya ingin bahagia bersamanya malam ini.
"Kamu kok kedengerannya mewek gitu sih beb? Bukannya malam ini harusnya kamu tuh seneng-seneng? bahagia? Aku ga mau air mata kamu tercurah malam ini beb. Aku bikin kamu sedih ya?" tanyanya padaku. Secepat mungkin aku berusaha untuk mengontrol emosiku yang mungkin sedikit labil.
"Gak kok hun, aku baik-baik aja" sergahku cepat.
"Beb, jangan khawatir. Jarak itu indah loh. Buktinya aku kangen terus sama kamu. Aku malah seneng, Kamu ga seneng ya?"
"Aku seneng kok, cuma aku sedih aja hun. Wajar kan?"
"Iya, wajar kok. Yauda. Sekarang kamu tidur ya, telponnya jangan ditutup aja. Biar aku ada yang nemenin sambil ngerjain tugas, gapapa kok."
"Iya hun, oiya. Fotonya makasi ya, lucu."
"Iya beb, ga pake makasi, uda tidur sana"
Aku kembali merasakan betapa tebalnya kabut itu. Betapa tingginya puncak itu. Kerinduan yang tak bertepi. Kita memang jauh. Jarak, ruang dan waktu yang telah mengisi celah antara kita. Tapi kita masih menatap langit yang sama. Langit yang itu, langit yang biru. Aku yakin suatu saat kerinduan itu akan terbalaskan dengan pertemuan yang indah pada waktunya.
****
see yaa___
»»  READMORE...

Sabtu, 17 November 2012

Kenangan itu...

"Apa??? lalu kamu mau ninggalin aku gitu aja? Lantas bagaimana bisa kamu memutuskan semua ini secara sepihak? Fikirin doong! Kamu fikir perasaan aku tuh tempat sampah apa? Egois banget sih kamu?" teriakku tiba-tiba padanya. Bagaimana tidak terkejut mendengar semua ucapan yang keluar darinya. Apa ia tidak memikirkan perasaanku?
"Bukannya begitu bila, aku hanya ingin kamu mengerti dan memahami keadaanku. Aku tidak mungkin harus egois dan mengabaikan semua permohonan dari mereka. Aku satu-satunya harapan mereka bil. Tolong kamu ngertiin aku"
"Cukup! Aku ga bakal pernah mau denger alasan kamu lagi. Aku beneran ga nyangka kamu bisa ngelakuin ini sama aku. Okay, aku bakal ikutin apa maunya kamu, mulai detik ini. Aku gak akan mau tau tentang hidup kamu lagi"
Braaak! Aku berlari menuju kamar dan membanting keras pintu kamarku. Aku semakin tidak mengerti apa yang ada difikirannya. Hari ini semuanya hanya tinggal kenangan.
**************
»»  READMORE...

Jumat, 16 November 2012

Salsabila

Aku berpura-pura bersembunyi, dibalik kisah klasik yang tak kunjung usai. Entah sampai kapan semua ini akan kembali seperti dulu. Aku tetap mencoba untuk tersenyum, semampuku. Mencoba untuk bisa melangkah dengan pasti, menapaki jejak-jejak keberhasilanku nantinya yang mungkin saja akan mempertemukan kita. Entah kapan. Aku bahkan tidak ingin mencari tahu bagaimana dan kapan semuanya terjawab.
Terkadang kekecewaan itu terselip di tengah-tengah rasa banggaku padanya. Bagaimana tidak? Selama ini ia terkesan seperti menghindar dan tetap masih menyembunyikan siapa dia sebenarnya. Bahkan aku sendiri juga bingung. Entah sudah berapa ratus kali pemicu kesalahpahaman ini. Hanya karena ia mengatakan bahwa ini belum saatnya. Keegoisan? Ya, mungkin saja. Aku coba untuk tetap dan selalu mengerti ini masalah jarak dan waktu. Suatu saat akan terjawab. Aku benar-benar sangat mencintainya. Bahkan ia tidak menyadari terkadang rasa itu melebihi rasa sayangku terhadap diriku sendiri. Ia hanya tau bahwa aku merasa tidak nyaman, tapi kenapa ia tidak pernah membantuku untuk mengubah ketidaknyamanan itu menjadi rasa aman yang amat sangat melegakan aku? Bukankah kamu akan sangat bahagia ketika aku bahagia seperti yang kamu bilang?
Aku tahu, kamu pasti kewalahan dengan semua pertanyaan teman-temanmu yang terkadang tidak menyetujui semua ini. Tapi aku? Aku tidak bisa sendiri. Mungkin suatu saat kamu akan mengerti :)
»»  READMORE...