Kamis, 31 Desember 2015

Wanita (part 1)

Bukan wanita namanya, ketika ia tidak marah melihat lelakinya tertawa bahagia dengan yang lain sedangkan ia terlihat begitu lelah dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak cemburu melihat lelakinya tersenyum bahagia mengabadikan momen kebersamaan, sedangkan ia terlihat begitu sibuk dengan dunianya sendiri ketika bersama dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak kesal melihat lelakinya begitu akrab dengan kebersamaan yang begitu terlihat lebih dari biasanya, sedangkan ia terlihat begitu tidak bersemangat ketika berbicara dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak merajuk melihat lelakinya begitu asyik berbicara dengan temannya, sedangkan ia hanya memiliki waktu yang sempit untuk bersama dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak menangis melihat pesan yang masuk dan lebih dari satu pengabadian momen kebersamaan wanita lain dengan lelakinya, sedangkan ia malas untuk sekedar mengajak tertawa bersama bahkan mengabadikan kebersamaan yang terpisah oleh jarak dan waktu.

Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berhenti memperhatikanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berhenti menghubungimu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berhenti membicarakanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu diam saat kau mengajaknya berbicara
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu mengabaikanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tidak lagi membalas pesanmu dengan cepat
Bukan beratti tak sayang, ketika wanitamu tidak menerima panggilanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tertawa mendengar kau bercerita tentang wanita lain yang bisa bersama denganmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tersenyum melihat wajahmu yang sangat bahagia ketika melihatmu dengan yang lain
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berkata "kamu pasti seneng banget" saat kau berlibur tanpanya
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tak mengerti lagi apa yang kamu inginkan
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu lupa bagaimana membuatmu bisa tersenyum seperti saat kau menghabiskan waktu dengan teman-temanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tak lagi memarahimu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tak lagi mengingatkanmu akan hal-hal kecil yang bahkan kau sendiri sering melupakannya.
Dan bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu pergi untuk sementara, tanpa memberikan kabar untukmu. Yang ia mau hanya sedikir udara segar, untuk berfikir dan merenungkan "Apakah yang ia lakukan cukup untuk membuatmu bahagia bersamanya? Melelahkanmu? Atau bahkan sangat membebanimu?"

At the almost end of this year, 2015~
»»  READMORE...

Minggu, 20 Desember 2015

Being loved or hated? (part 2)

Aku benci mereka dengan caraku.
Aku bukannya membenci apa yang telah diciptakan oleh-Nya, hanya saja aku membenci tabiatnya yang selalu berusaha mengusik kenyamanan siapa saja yang jauh di atasnya.

Mereka bilang, kita ini hidup bersama, sudah sepantasnya untuk dapat hidup berdampingan. Selalu berkeluh kesah satu sama lain. Tapi, kurasa tidak. Mereka terlihat hanya ingin menikmati manisnya saja, senangnya saja. Dan setelah itu? Mereka pergi begitu saja. Mereka meninggalkan semua yang mereka anggap tidak penting dan melupakan semua yang telah diberikan berupa kebersamaan. Apakah ini yang namanya kebersamaan? Hanya menikmati manisnya saja tanpa memikirkan seseorang? Perasaannya? Hatinya yang terluka karena hanya mengingat ketika masanya masih berjaya dan dikelilingi banyak orang? Dan ketika kau jatuh dan terpuruk, tidak ada satu pun dari mereka yang berada di sisimu?
Aku tahu, aku tidak mempunyai hak seutuhnya untuk membalas apa yang telah mereka lakukan.
Tapi apa mereka tahu bagaimana rasanya ingin berontak?

Dan setelah salah satu diantaranya akan mati, baru mereka akan tersadar? Bangun dari mimpinya bahwa mereka akan kehilangan? Kalau sudah seperti ini, rasanya apa yang akan kau pilih? Dibencikah? Dicintai dengan kepalsuankah?

Terang saja, semua yang telah berlalu tidak mungkin dapat diputar kembali hanya saja di masa yang akan datang kau harus lebih memperbaikinya.

Mereka datang hanya memperburuk keadaan, saling men-judge, dan saling meyakini diri masing-masing bahwa mereka adalah orang yang paling peduli sedangkan yang lainnya hanya sebagai penonton dan tidak peduli sama sekali. Lantas, mereka akan protes dengan mengatakan bahwa, "Selama ini kalian terlihat biasa-biasa saja, tanpa beban. Mengapa tidak bilang kalau kenyataannya seperti ini?"

Hai, sesama makhluk ciptaan-Nya, apakah kami harus menunjukkan kesusahan hati kami di hadapanmu? Sudah sewwajarnya kami menutupi, dan kami hanya akan menyampaikan pada-Nya. Bukankah seperti itu? Kalau memang kalian peduli, kemana saja kalian selama ini? Kalian masih merasa kami adalah "bagian"?
Mereka jauh lebih peduli dibanding kalian yang lebih dari sekedar "bagian", SEHARUSNYA.
Tapi, yakin saja, you just pretending like you care of us but exactly, you don't. Tapi terima kasih, telah meluangkan waktumu.

Semoga badai cepat berlalu, berganti dengan mekarnya bunga di taman. Wangi rerumputan, dan hilangnya padang gersang.. Aamiin,
»»  READMORE...