Kamis, 31 Desember 2015

Wanita (part 1)

Bukan wanita namanya, ketika ia tidak marah melihat lelakinya tertawa bahagia dengan yang lain sedangkan ia terlihat begitu lelah dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak cemburu melihat lelakinya tersenyum bahagia mengabadikan momen kebersamaan, sedangkan ia terlihat begitu sibuk dengan dunianya sendiri ketika bersama dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak kesal melihat lelakinya begitu akrab dengan kebersamaan yang begitu terlihat lebih dari biasanya, sedangkan ia terlihat begitu tidak bersemangat ketika berbicara dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak merajuk melihat lelakinya begitu asyik berbicara dengan temannya, sedangkan ia hanya memiliki waktu yang sempit untuk bersama dengan wanitanya
Bukan wanita namanya, ketika ia tidak menangis melihat pesan yang masuk dan lebih dari satu pengabadian momen kebersamaan wanita lain dengan lelakinya, sedangkan ia malas untuk sekedar mengajak tertawa bersama bahkan mengabadikan kebersamaan yang terpisah oleh jarak dan waktu.

Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berhenti memperhatikanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berhenti menghubungimu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berhenti membicarakanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu diam saat kau mengajaknya berbicara
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu mengabaikanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tidak lagi membalas pesanmu dengan cepat
Bukan beratti tak sayang, ketika wanitamu tidak menerima panggilanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tertawa mendengar kau bercerita tentang wanita lain yang bisa bersama denganmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tersenyum melihat wajahmu yang sangat bahagia ketika melihatmu dengan yang lain
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu berkata "kamu pasti seneng banget" saat kau berlibur tanpanya
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tak mengerti lagi apa yang kamu inginkan
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu lupa bagaimana membuatmu bisa tersenyum seperti saat kau menghabiskan waktu dengan teman-temanmu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tak lagi memarahimu
Bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu tak lagi mengingatkanmu akan hal-hal kecil yang bahkan kau sendiri sering melupakannya.
Dan bukan berarti tak sayang, ketika wanitamu pergi untuk sementara, tanpa memberikan kabar untukmu. Yang ia mau hanya sedikir udara segar, untuk berfikir dan merenungkan "Apakah yang ia lakukan cukup untuk membuatmu bahagia bersamanya? Melelahkanmu? Atau bahkan sangat membebanimu?"

At the almost end of this year, 2015~
»»  READMORE...

Minggu, 20 Desember 2015

Being loved or hated? (part 2)

Aku benci mereka dengan caraku.
Aku bukannya membenci apa yang telah diciptakan oleh-Nya, hanya saja aku membenci tabiatnya yang selalu berusaha mengusik kenyamanan siapa saja yang jauh di atasnya.

Mereka bilang, kita ini hidup bersama, sudah sepantasnya untuk dapat hidup berdampingan. Selalu berkeluh kesah satu sama lain. Tapi, kurasa tidak. Mereka terlihat hanya ingin menikmati manisnya saja, senangnya saja. Dan setelah itu? Mereka pergi begitu saja. Mereka meninggalkan semua yang mereka anggap tidak penting dan melupakan semua yang telah diberikan berupa kebersamaan. Apakah ini yang namanya kebersamaan? Hanya menikmati manisnya saja tanpa memikirkan seseorang? Perasaannya? Hatinya yang terluka karena hanya mengingat ketika masanya masih berjaya dan dikelilingi banyak orang? Dan ketika kau jatuh dan terpuruk, tidak ada satu pun dari mereka yang berada di sisimu?
Aku tahu, aku tidak mempunyai hak seutuhnya untuk membalas apa yang telah mereka lakukan.
Tapi apa mereka tahu bagaimana rasanya ingin berontak?

Dan setelah salah satu diantaranya akan mati, baru mereka akan tersadar? Bangun dari mimpinya bahwa mereka akan kehilangan? Kalau sudah seperti ini, rasanya apa yang akan kau pilih? Dibencikah? Dicintai dengan kepalsuankah?

Terang saja, semua yang telah berlalu tidak mungkin dapat diputar kembali hanya saja di masa yang akan datang kau harus lebih memperbaikinya.

Mereka datang hanya memperburuk keadaan, saling men-judge, dan saling meyakini diri masing-masing bahwa mereka adalah orang yang paling peduli sedangkan yang lainnya hanya sebagai penonton dan tidak peduli sama sekali. Lantas, mereka akan protes dengan mengatakan bahwa, "Selama ini kalian terlihat biasa-biasa saja, tanpa beban. Mengapa tidak bilang kalau kenyataannya seperti ini?"

Hai, sesama makhluk ciptaan-Nya, apakah kami harus menunjukkan kesusahan hati kami di hadapanmu? Sudah sewwajarnya kami menutupi, dan kami hanya akan menyampaikan pada-Nya. Bukankah seperti itu? Kalau memang kalian peduli, kemana saja kalian selama ini? Kalian masih merasa kami adalah "bagian"?
Mereka jauh lebih peduli dibanding kalian yang lebih dari sekedar "bagian", SEHARUSNYA.
Tapi, yakin saja, you just pretending like you care of us but exactly, you don't. Tapi terima kasih, telah meluangkan waktumu.

Semoga badai cepat berlalu, berganti dengan mekarnya bunga di taman. Wangi rerumputan, dan hilangnya padang gersang.. Aamiin,
»»  READMORE...

Kamis, 26 November 2015

Ano hito..

At the end of life, no one will know what will happen, they feel, and how to face it?

Setelah akhirnya menginjak pengunjung bulan Nopember, yang masih tersisa beberapa hari lagi. Ia memutuskan untuk menulis segurat kisah yang mungkin tak tersampaikan dan tidak bisa ia ceritakan dengan siapapun. Namun dengan blogging, ia merasa cukup lega. At least, meski tidak tersampaikan semuanya.. ia senang berbagi cara bagaimana untuk tetap tersenyum dan merasa bahagia meskipun tidak sesuai dengan apa yang dirasakan. Yup! Pretend like there's nothing happen which can make you sad.

Ada banyak kisah yang tercipta, hari demi hari. Waktu demi waktu, namun.. tidak semuanya bisa diucapkan kembali. Adakalanya hanya bisa diungkapkan dengan ekspresi. Ya.. mungkin hanya ada 2 pilihan, kebahagiaan atau kesedihan?

Sekarang, musim penghujan telah tiba. Tak sedikit suara berisik yang menyejukkan datang. Tak jarang suasana hati terlena dikala sendiri menghadapi kesunyian dan kerinduan. Namun, tak banyak yang dapat dilakukan. Mungkin sebagian dari mereka memilih utntuk tertidur lelap, dan sebagiannya lagi mendengar dengan hikmat. Merenung kisah-kisah dan pengalaman yang telah terjadi di masa lampau dan saat ini ketika baru saja mereka alami bahkan pada detik itu juga.

Hari itu, sebagian dari mereka juga merayakan. kebahagiaan saat-saat mengingat kembali bahwa kehidupanmu di dunia ini semakin berkurang. Satu yang dinanti, dari sebelum ia melewatinya hingga saat ini. Apakah orang itu mengingatnya? Bahkan sekedar ucapan pun sangat dinantikan. Namun, pupus sudah. Bahkan penantian hingga pada akhir hari itu pun tidak ada sedikitpun ucapan yang terucap darinya. Mungkin, orang itu lupa. Lupa seperti dulu yang pernah memberikan kejutan kecil atau sekedar bilang, "........................................ ya Sayang". Sedih? Iya. Tapi tetap positive thinking saja, mungkin namanya terucap disetiap doa orang itu.

Entah sudah berapa banyak momen yang hilang dari kehidupannya bersama orang itu, bahkan percakapan di antara mereka pun bisa dihitung dengan hitungan jari. Entah apa yang membuat mereka begitu terlihat seperti ada tembok dan penghalang sehingga untuk sekedar bercanda pun sekarang sudah tidak memungkinkan lagi.

Berapa banyak yang membanggakan orang yang bersama mereka, berapa banyak mereka mengumbar kemesraan kepada dunia bahwa mereka memang hidup dengan harmonis dengan orang yang mereka gelar dengan sebutan itu, dan entah berapa banyak kecemburuan yang ia rasa ketika melihat mereka begitu dekat dan akrab dengan orang itu, hingga ia hanya ingin meluapkan semua keluh kesah yang ada dan menjelaskan pada orang itu, bahwa "Aku juga ingin seperti mereka, hidup dengan kebahagiaan dan tanpa ada jurang yang terasa begitu dalam. Terpisah terasa begitu jauh, padahal begitu dekat. bahkan sangat dekat".

Maukah? Ano hito... onegai..
»»  READMORE...

Kamis, 19 November 2015

November Rain(?)

Hingga saat ini, mungkin untaian kata, bait demi bait, bahkan serentetan do'a tak cukup menyembuhkan luka yang disebabkan oleh kesalahan diri sendiri.
Mengapa selalu ada penyesalan? Karena tidak siap untuk menghadapi resiko yang menghampiri.
Tahukah? Ini adalah bulan yang selalu dirindukan dari bulan-bulan yang lainnya? Tahu mengapa? Jawabannya hanya satu. Ya, November Cheers #dulunya.
Tahukah? Dulu amat sulit mempercayai bahwa November Rain itu adalah nyata, dan bukan hanya sekedar lagu untuknya?
Bukan hanya bercerita tentang segerombolan hujan yang sering datang keroyokan pada bulan ini, tetapi juga mempelajari, memahami lebih dari sekedar rasa bahwa jatuh berkali-kali dan mengetahui alasannya namun tetap melakukan hal yang sama adalah hal yang sangat sulit untuk dapat dilakukan, tapi mengapa hujan bisa? Bahkan menemani dan menciptakan suasana hening, kebahagiaan dan ketenangan. Semoga malam ini, hujan kembali turun diiringi dengan keberkahan-Nya untuk dunia yang semakin sulit untuk dimengerti ini.

Dulu...
Kebahagiaan itu selalu terselip di tengah kesedihan. Menanti indahnya kebersamaan, diiringi tawa, suka dan bahagia. Apakah kalian merindukannya?
Lima tahun, sepuluh tahun, bahkan lima belas tahun selanjutnya kalian merindukan hal ini? Tahukah, bahwa ia amat sangat merindukannya? Semuanya kini berbeda, mereka tak akan pernah tahu. Tahukah bahwa ia merindukan kalian yang dulu? Kemana perginya?
Bahkan November Cheers pun tak ada artiya lagi, lantas pantas saja November Rain selalu ada. Mulai lima tahun yang lalu, saat ini, dan mungkin lima tahun yang akan datang.

Tahukah? Ia mengalir begitu saja, terjun, jatuh bebas tanpa beban. Bahkan pemiliknya pun tak mampu menahan buliran itu. Semampu dan sekuat mungkin, bahkan setegar apapun. Ketika mengingat, mengetahui dan memahami apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang seharusnya tidak dan harus dilakukan. Mengapa jadi seperti ini? Mengapa semuanya terlihat begitu mencekik selera humornya? Rasa ingin tertawa bahkan bahagia? Semuanya hilang begitu saja, lenyap. Tanpa ada satupun yang bisa dan mampu mengembalikannya hingga semua bisa seperti dulu lagi. Pernah berfikir untuk mengakhiri semuanya dengan mengatakan apa seharusnya dikatakan. Tapi, tidak semua orang mampu melakukannya. Tidak semudah menulis nama seseorang di selembar kertas, bahkan melakukannya seperti mencoba menulis nama seseorang yang kau sayangi di pinggir pantai dengan kestabilan ombak yang payah. Terbayang? Begitulah. Ia terlampau amat sangat sulit untuk dilakukan dengan mental tempe, hati yang rapuh dan tak mampu melawan kesedihan. Terbiasa dengan kebersamaan, gelak tawa, canda yang seharusnya memang ada.

Hanya November Rain,
Hi..
Kali ini, ia menunggu detikdetik gilirannya. Mungkinkah akan berbeda? Atau sama saja?
Seperti hal ini? Semuanya terlalu mudah #kelihatannya untuk dilakukan, dan tanpa merasakan apapun. Tapi tahukah? Rasanya bahkan untuk menghirup udara bebas saja, dadanya sesak. Otaknya tak mampu berfikir, apa yang akan terjadi. Namun, semuanya telah diatur, apa yang terjadi, maka atas kehendak-Nya maka terjadilah.
Berharap terlalu baik tak boleh, berharap terlalu buruk pun tak boleh, tahu kan? Semua yang mengindikasikan "terlalu" itu tak akan pernah berhasil. Tak baik, bahkan Sang Pencipta pun tak menyukainya. Berharaplah untuk mendapatkan yang terbaik, setidaknya memohon untuk selalu diberikan ketegaran dan ketabahan. Semoga selalu dilindungi, dimanapun ia berada oleh-Nya.
November Rain, terima kasih..

Bukannya Allah tak tahu remuknya hati...
Bukannya Dia tak peduli pedihnya diuji..
Namun, Dia Maha Tahu.. kita mampu mengadapinya..

»»  READMORE...

Jumat, 23 Oktober 2015

Being loved or hated? (part 1)

Being loved or hated?
Today, I was inspired by thought about what I’ve faced and got until now. There are a lot of sadness than happiness. But, I take this such a special gift from Allah. Why so? It’s because Allah know, I’m stronger than I think.

Berbicara masalah dicintai atau dibenci, which one do you prefer?

I believe, most of you will think that being loved is the most precious one in your life. In other hand, for me it isn’t all of it. Being loved sometimes only make you stay longer in your comfort zone, without looking around or realize what you have done. You need more motivations to do something, when you still in your zone it means you will neva do something out of the box.

Last night, I thought “Maybe Im still hurt someone heart, and Im being hated by you.” How could I know? Ternyata, hingga sekarang all of my socmed accounts are being blocked by you. Maybe, untuk sebagian orang ini gak penting, karena semuanya udah berlalu. For me, it isnt finish yet. As long as dianya ngerasa tersakiti, sampai kapanpun it is my sins.
Maaf. Mungkin ga bakalan cukup untuk ngewakilin apa yang udah didapatkan. But.. may I know whats the big reasons that Im still being hated?
Sekarang, Im looking for some chances, to make some of them become real. Yah, mencoba nerajut kembali satu demi satu apa yang seharusnya dicapai dan membuktikan kepadanya bahwa ini tidak akan pernah ada akhirnya.

Perasaan bersalah yang masih betah di fikiran, mungkin bakalan kabur ketika semuanya datang. Ill prove it, keep spirit for us. Semoga kesuksesan selalu bersama kita. See you on top! Maybe, someday..
»»  READMORE...

Rabu, 24 Juni 2015

Raise Me Up

Biarkan dunia tertawa terbahak menyaksikan pendeklaran seorang gadis pemimpi yang tak tahu kejamnya dunia. Berjalan menelusuri segelumit kisah yang hendak dirajut satu persatu tanpa tahu bagaimana akhirnya, Berhenti untuk mencoba berfikir yang tidak mungkin dan hanya mencoba, Mungkin bagi sebagian orang fikirannya terlalu egois, sehingga mematikan langkahnya sendiri, Tapi tidak, tidak untuk dirinya yang yakin dan percaya bahwa keajaiban itu akan selalu ada.
Berhentilah menghakimi impian seseorang yang mustahil bagimu dan semangat dalam hidupnya.

Dia yang selalu berimajinasi dengan segudang khayalannya, tak pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh, mungkin. Tapi yang aku tahu ia selalu mengatakan bahwa suatu saat nanti ntah itu sakit yang sesekali ataupun berulang, ia akan bangkit. Dulu ia acapkali berkata demikian. Namun entah mengapa akhir-akhir ini, aku seperti tak mengenal dirinya. Ia seperti seseorang yang tak mempunyai motivasi, tak memiliki semangat seperti yang selalu membakarnya. Dulu dan sekarang mungkin berbeda. Setiap orang berbeda, itu yang aku tahu. Mungkin apa yang ada sekarang tak cukup membuatnya selalu berusaha seperti dulu. Seperti yang selalu ia cita-citakan. Yang ia tahu saat ini adalah bahwa ia ingin menjadi yang terbai, namun ia tak mempunyai dorongan.

"Hai, ingat janji kita dulu?"
"Janji yang mana?"
"Bahwa kita akan bertemu disaat yang tepat, disaat waktu yang tanpa diduga-duga"
"Ya, itu dulu. Namun sekarang semuanya berbeda. Aku hanya ingin aku yang dulu. Bahkan, aku tak tahu mengapa begitu sulit untuk menjadi aku yang dulu. Ini telah aku fikirkan berkali-kali. Namun tetap saja. Aku yakin, semuanya sudah berbeda."

Senja, Hujan, Sirius, Cherry Blossoms, Momiji, Blue Mosque, Constantinopel..
Mungkin semuanya mustahil, tapi...
Sekali lagi, mungkin ia butuh waktu. Aku bahkan tak bisa meraihnya. Bermalam-malam tak bisa terlelap hanya untuk memikirkan bagaimana kedepannya. Memang hidup harus tetap berjalan dan dijalani, namun tentu saja kita harus mempunyai target yang harus kita capai. Jika itu saja tak bisa diatur dengan baik, maka jangan harap kau akan bisa melakukan apa yang mungkin ingin kau lakukan. Karena godaan terlalu banyak, dan kau akan terlena dengan waktu.
 
Aku.... hanya apa yang seharusnya ia lakukan. Beranjak dari masa lalu, dan lepas dari nostalgia yang membuat letih. Ikhlas. Itu saja. Acapkali kau malah membuatnya kalut dan berkelanjutan hingga kau tak tahu sebenarnya apa yang terjadi. Bukankah begitu?
Hentikan.
Biarkan semuanya bahagia, dan lepas dari cerita masa lalu.
Itu saja,
Kembalilah seperti dirimu yang dulu, yang memiliki semangat tanpa henti dan lelah demi meraih apa yang telah kau rencanakan, kau susun, dam kau inginkan. Semoga Allah memberkahi setiap langkah dan usahamu, Aamiin,
»»  READMORE...

Minggu, 21 Juni 2015

Itu Saja

Lantunan syair yang melamunkan, terngiang dan tak pernah bisa menyadarkan tentang apa yang telah dilakukan. Semuanya mengalir begitu saja. Tersirat sebuah sesal yang kemudian menjadi sebuah tanya, MENGAPA?
Mungkin saat ini, hanya butuh ketenangan. Dan mencoba keluar dari zona nyaman.

Kembali berkutat dengan kesayanganku, (read:lappie). Hari ini, semangatku kembali, setelah kekecewaan yang pernah menaungi. Setelah mengetahui kenyataannya bahwa kesempatan itu tidak datang dengan sendirinya namun kita yang menciptakannya, mencari dan mencoba tanpa lelah dan henti.

Berawal dari perbincanganku dengan nii-san yang sekarang sedang menikmati salah satu usahanya, aku kembali tersadarkan bahwa semua itu tidak bisa datang dengan mudah dengan hanya duduk diam dan berangan saja. Tetapi harus diwujudkan. Sejenak, aku mungkin lelah dengan semuanya. Namun, melihat dari realita yang ada, semua itu benar-benar harus dilewati dan didapatkan. Namun pasti, fokus dengan short-term terlebih dahulu untuk meraih long-term yang akan menemani langkahku selanjutnya.

Jika hanya terpaku pada satu titik saja, maka taka akan pernah tahu bahwa disekeliling kita ternyata terdapat titik yang sudah membesar menjadi sebuah lingkaran raksasa yang akan mengacuhkan keberadaan kita.

Itu saja.

Terkadang memiliki harap agar bisa mempunyai rasa seperti turunnya hujan yang selalu turun meski tahu bahwa sakitnya jatuh itu seperti apa. Namun tetap saja turun, jatuh dan dengan keadaan yang sama. Begitu saja. Namun ternyata, tak semudah membayangkan. Butuh niat, kerja keras dan usaha yang bahkan mengalahkan semangat untuk bisa lebih baik lagi. Ya, harus melebihi itu. 
Dan untuk saat ini, aku merindukan hujan. Itu saja.

Semua akan berakhir indah pada waktunya. 
-As my wish for my wishlist..-

-Pecinta hujan yang merindukan Senja-
»»  READMORE...

Minggu, 26 April 2015

Untitled(again)

Embun di pagi ini, menemani ku dengan kehangatan seteguk caffeine. Tak ada lagi yang membuat semua keraguan, semua mengalir begitu saja tanpa disadari. Menanti tersenyumnya semburat mentari yang terbit menerangi apa saja yang merasa gelap dan sepi. Baik di dunia maupun hati.
Akhirnya.. di antara sesak dan cemas, takkan ada asa jika tak ada keinginan dan usaha. Takut kecewa? Wajar, karna telah berusaha dengan apa yang seharusnya diinginkan.
Alhamdulillah, finally you get it (again), right?
Ya, segala puji bagi Allah Sang pemilik Alam dan Maha Kuasa, bahkan aku tak menyangka lagi dan lagi Allah memberikan kesempatan, mengizinkan langkah kaki ini menginjak tanah losari nantinya. Menikmati panorama, memuji kebesarann-Nya, dan berkompetisi disana. Meski dengan suasana yang berbeda dan keadaan yang juga berbeda, tapi takkan pernah meredupkan asa bahkan mensirnakan kemauan untuk terus mencoba.

Dan lagi...
Di tengah penat dan padatnya aktifitas sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir, dengan segudang deadline dan laporan berikut dengan tugas bahkan presentasi, Allah kembali membuatku untuk bisa belajar bagaimana me-manage waktu dengan baik dan benar. Tanpa menyia-nyiakan sedetikpun.
Setelah sekian lama aku merasa ada yang masih memenuhi otakku, ternyata yang kubutuhkan hanyalah bagaimana melepaskannya dan mengurainya dalam beberapa alinea menjadi rangkaian kata yang terkadang untuk saat ini sangat sulit kulakukan, karena terpapah dan tak seindah dahulu. Dimana inspirasi mengalir begitu saja tanpa henti. Tak pernah mengalami stuck bahkan berhenti saat itu juga. Ya, meski kuakui terdapat beberapa yang menggantung dan bahkan untuk saat ini tak tersentuh. Waktu? Tidak. Motivasi? Bisa jadi. Inspirasi? Ya, I guess. Tapi tak mengapa.. At least, aku mencoba kembali melatih jemariku untuk merangkai kata per kata membentuk sejumlah motivasi atau inspirasi bagi siapa saja. (Mungkin. hehe)

Yap.. dunia ini terkadang memang kejam, makanya kita diminta untuk sebagai khalifah Allah yang nantinya bisa memimpin diri kita dan apa yang ada di dunia ini dengan bijak. Karena dunia hanya sementara, kejarlah akhirat yang kekal. Begitu, yang selalu terngiang dan terkadang siapa saja (included me) sangat susah untuk menjalaninya. Bukan karena tidak tahu, bukan karena tidak bisa. Tapi karena tidak memulai diri dan membiasakan diri dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk hidup kekal di alam yang kekal dan lebih indah.

"Bagaimana pun kau meraihnya, kau terkadang tak menyadari bahwa ada tangan yang menggapaimu untuk menjunjungmu lebih tinggi untuk meraihnya. Dan kau pun tak tahu, itu sesuai dengan prasangkamu terhadap-Nya. Karena itu, berusahalah untuk selalu menjadi lebih baik. Tanpa menyerah, mengeluh atau bahkan kufur akan nikmat-Nya. Dan yang lebih menakutkan adalah ketika kau tak mau mengakui bahwa itu adalah karena kuasa-Nya. Na'udzubillah"

Pagi ini, di tengah dinginnya pagi, ditemani suara rintik hujan dan rinainya yang tak pernah sendiri, sadarkan diri untuk bisa menjadi lebih baik dan pandai mensyukuri nikmat Sang Ilahi.

-salam, pecinta hujan yang merindukan kehangatan senja-
»»  READMORE...

Senin, 12 Januari 2015

Turkey and the imaginations..

Hai senja,
Kini aku mulai memprovokasi imajinasiku untuk membayangkan betapa indahnya menantikanmu kembali ke singgasana di negeri Kebab itu hanya karena satu novel yang sangat menginspirasiku. Bahkan aku sangat penasaran untuk melihat langsung konstantinopel, bahkan beribadah di dalam blue mosque.
Beberapa jam yang lalu aku memulainya, terhanyut dalam buaian betapa indahnya negeri itu. Bukan hanya kali ini saja, bahakn sebelum aku membaca novel ini, aku sudah memulai untuk memprovokasinya.

Semangat yang tak padam, serta kalimat motivasi yang mengirinya dalam setiap cerita tatkala ditinggal oleh seseorang yang sangat kita sayangi, bagaimana bisa bertahan hidup dalam sebuah kerisauan, meninggalkan tanah air dan pergi ke negara perantauan tanpa satupun sanak saudara yang menemani, ya sebatangkara. Namun, life must go on.
"Hidup itu seperti lampu paralel, ketika kita mendapati salah satunya pdam, masih ada lampu lain yang masih menyala terang benderang"
--Sunset in Istanbul, Suyatna Pamungkas--

Thanks mas Suyatna, cerita ini sungguh menebarkan energi positif untuk bangkit dari keterpurukan dengan segelumit kisah rumit, klasik, namun mengharukan.

Lepas dari itu, berbalik arah sedikit dari uniknya kisah seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Universitas Istanbul, ada cerita yang lain.
Tau bunga tidur bukan?
Entah bagaimana, tiba-tiba saja saya bermimpi bertemu dengan seseorang dan merasa akrab dengannya lagi, namun di tengah kepiluan saya harus memilih, dan dia ternyata mengidap penyakit, ya.. Ginjal. Entah apa maksud dari semua ini namun yang jelas, saya berharap siapapun ia dan semua orang yang terkait dan berkecimpung dalam bunga tidur saya semalam akan baik-baik saja dan dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal 'alamiin.

Sedikit ulasan, sedikit inspirasi, sedikit motivasi akan menghasilkan keberhasilan dan kesuksesan yang besar.
Dream first, Act then..

Let's explore yourself, and be happy to know it!
»»  READMORE...