Selasa, 15 April 2014

#lifepart 1

Bahkan disaat yang lain terdiam, aku masih saja sibuk dengan duniaku. Aku tak peduli dengan mereka. Bahkan untuk akhir-akhir ini aku melakukan apa yang sebenarnya tidak kusukai. Aku melakukannya. Ya. Melakukannya untuk membuat mereka tersenyum. Menciptakan hari demi hari, bahkan detik demi detik yang berlalu dengan kebahagiaan. Aku tak tahu semua akan berakhir seperti apa, tapi aku berharap rembulan tetap bersinar berdampingan dengan bintang sirius yang selalu aku impikan. Aku juga tidak peduli ketika mereka berkata bahwa aku gila, berisik, usil atau apapun. Melihat mereka tersenyum geli dengan keusilanku cukup membuat hatiku lega. Ya, at least.. aku bisa melihat mereka tersenyum. Begitu saja. Meski terkesan sederhana namun begitu mengena dan sulit untuk didapatkan.

Bagi mereka yang pernah tersakiti olehku:
Maafkan aku yang terkadang melakukan hal berlebihan sehingga terkadang membuat kalian terluka. Semuanya tanpa disengaja, sungguh.
Maafkan aku. Maafkan aku yang begitu naif dan egois.

Bintang pernah berkata lewat sinarnya padaku, mengisyaratkan tanda bahwa tidak akan ada yang abadi di dunia ini. Bahkan yang namanya cinta sekalipun. Aku pernah mendengar bahwa rasa yang ada terkadang memadupadankan rasa atau hasrat dalam hati antar dua insan yang berbeda tanpa mereka sadari bahkan mereka rasakan. Semuanya berjalan begitu saja. Tanpa mereka sadari semuanya terlihat begitu sempurna, nyaris tidak ada perbedaan. Kecocokan yang ada membuat mereka berdua terlihat begitu serasi. Tapi apakah mereka berdua tau kalau mereka sebelumnya memang ditakdirkan untuk bersama? Tidak. Tidak ada salah satu bahkan kedua dari mereka yang tahu.

Ini hanya sebuah goresan yang tak bermakna apapun. Tak melukiskan suatu perasaan ataupun kisah tentang bagaimana seorang gadis menghadapi segelut kisah klasik hidup atau drama percintaannya. Ini hanya sebuah pernyataan ataupun pertanyaan yang muncul di benak sang gadis yang tak mengerti apapun tentang masalah cinta dan perasaannya yang kian hari kian diselimuti rasa takut yang selalu berkepanjangan dan tanpa sebab. Meski seribu kali menanyakan dan meyakinkan diri bahwa aku baikbaik saja, namun jauh di lubuk hati yang terdalam, ia tahu bahwa bagian tersensitifnya itu tengah dirundung pilu dan kebingungan yang tiada ujung, tanpa batas, dan tiada akhir. Dan berharap semoga semuanya cepat teratasi.

Hai langit, kau tau mengapa aku terkadang merindukanmu untuk berinteraksi dengan bumi? Ya, karna itu salah satu caranya aku tahu bahwa semua orang di dunia ini akan terdiam dan tak bisa melakukan aktivitas apapun jikalau kau sedang berinteraksi dengannya. Dan kau tahu, itu adalah saat terbaik dimang bagian tersensitif milikku itu merasa tenang. Pun ketika segurat warna warni yang hadir usai kau berbicara dengannya. Begitu indah.

Dan kau tau langit? Kau adalah tempatku menggantung berjuta harapan dalam hidupku. Aku bahkan tak tau mengapa semuanya bisa berjalan tidak sesuai dengan apabyang aku harapkan. Mungkin inilah yang dinamakan dengan takdir. Dia Maha Tahu atas apa yang kita butuhkan dan bukan sesuai dengan yang kita inginkan atau harapkan. Kau tahu, aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya untuk diam dan hanya menunggu agar aku bisa meraihmu dan menjadikan semua harapan itu nyata.

Ketahuilah, aku adalah aku. Aku masih seperti dulu. Seorang gadis remaja yang baru hendak tumbuh beranjak dewasa, itupun kalau Sang Kuasa masih mengizinkan untuk tetap survive and alive hingga aku benarbenat sudah mengerti bagaimana wanita dewasa itu bertindak, berfikir serta mengambil keputusan sebelum mereka bertindak. Ketahuilah bahwa terkadang rasa labil yang menghampiri emosiku masih sering terjadi. Aku sedang dan masih mengalami proses pembelajaran, baik sekarang maupun berapa tahun ke depan. Ketahuilah, aku bukan malaikat yang tidak pernah berbuat salah, yang tak pernah luput dari kealahan. Aku hanyalah manusia biasa yang sedang dan akan terus belajar baik mengenai kehidupan maupun kehilangan dan atau kepergian.

22.33

»»  READMORE...